Terakhir kali Indonesia menjuarai tunggal putra BAC ialah pada 2007, yang saat itu dipersembahkan oleh legenda bulu tangkis nasional Taufik Hidayat.
Ginting mengikuti jejak Taufik yang juga sama-sama jebolan klub SGS PLN Bandung, lewat penampilan menawan yang membuat juara dunia 2023 Loh Kean Yew bertekuk lutut hanya dalam 26 menit dengan skor 21-12, 21-8.
Baca juga: Ginting melesat ke babak final Kejuaraan Asia
Ginting melaju tanpa hambatan pada gim pertama. Hanya dalam 15 menit, atlet peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo itu mampu mendulang keunggulan 21-12 atas juara dunia 2021 tersebut.
Ginting langsung bermain menekan pada Loh. Lewat pukulan menyilang dan tipuan yang menjadi andalannya, Ginting secara konsisten mampu menambah poin demi poin.
Setelah unggul dengan 7-4 atas Loh, Ginting terus memperlebar jarak poin dengan lawannya menjadi 10-5, 16-7, 18-9, hingga akhirnya menutup gim pembuka dengan kemenangan 21-12.
Pada gim kedua, Loh semakin kehilangan kemampuannya untuk bermain konsisten. Lewat umpan-umpan menyulitkan yang disajikan Ginting, Loh berulang kali tak mampu menghalau pukulan wakil Indonesia.
Bahkan jika sempat melakukan pengembalian pun, pukulan dari Loh kerap berakhir dengan error dan mati sendiri.
Hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi Ginting karena ia tak harus bekerja terlalu keras untuk menyabet gelar perdana dari BAC. Bahkan Ginting mampu mencapai interval lebih dulu dengan 11 poin, sedangkan Loh masih bertahan dengan dua poin.
Tak butuh waktu lama bagi Ginting untuk menciptakan rekor baru dalam bulu tangkis tunggal putra Indonesia. Pada menit ke-26, Ginting akhirnya menyabet gelar juara perdananya dari Kejuaraan Badminton Asia dengan skor akhir 21-18 pada gim kedua.
Baca juga: Gregoria penuhi target Kejuaraan Asia usai mengalahkan rekan senegara
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023